Judul Penelitian :
Etika Profesi Dalam
Ilmu Akuntansi dan Audit
Nama Peneliti:
- Mehran Kaveh
- Masoud Khalili
- Abbas Ghorbani
- Mohammad Soroush
World Essays Journal / 1 (2): 85-93, 2014
©2014Available online at www. worldessaysj.com
ISSN 0000 ©2014 WEJ Journal
Abstraksi
Etika
adalah sebuah ilmu yang menaungi seluruh aspek kehidupan umat manusia. Saat
ini, pertumbuhan dan perkembangan manusia serta lingkungannya berkembang
menjadi sangat kompleks, sehingga menyebabkan munculnya kebutuhan-kebutuhan
baru. Kebutuhan-kebutuhan tersebut menciptakan berbagai profesi baru sebagai
jawaban atas perubahan dan tantangan zaman yang terus berkembang dari waktu ke
waktu. Waktu dan perubahan yang terus-menerus terjadi menyebabkan keahlian dan keterampilan
yang baru tercipta, termasuk munculnya para ahli dari keterampilan-keterampilan
baru tersebut. Para ahli tenaga kerja dan spesialisasi di bidang-bidang baru
berkembang sangat cepat dan sangat berpengaruh serta memainkan peranan penting
terhadap kenaikan tingkat kesejahteraan sosial di lingkungannya masing-masing. Keberlanjutan
atau kelangsungan hidup para ahli dan para pekerja sangat ditentukan oleh
kualitas dari jasa yang mereka hasilkan. Kualitas dari jasa tersebut dapat
dinilai dari kredibilitas dan kepercayaan yang mereka ciptakan sebagai hasil
akhir dari jasa yang dilakukan. Kekayaan terbesar dari setiap bisnis terletak
pada bagaimana cara mempertahankan kredibilitas dan kepercayaan di mata
masyarakat. Hal ini juga menjadi dasar dan tujuan utama bagi para ahli atau
pekerja profesional, termasuk para akuntan di semua negara. Dalam rangka menjaga
kepercayaan publik tersebut, para akuntan selalu bersikap profesional dalam
bekerja dan merumuskan setiap kebijakan, walaupun beberapa diantaranya tetap
saja terlibat dalam berbagai skandal dari seluruh dunia. Penelitian ini akan
menguraikan tentang moral, perilaku, dan etika profesi, serta sejarahnya yang
mengacu pada dasar-dasar etika, elemen-elemen etika, etika pernyataan
(menyatakan) pendapat atau pengambilan keputusan model Thomes, kedudukan etika,
dan perannya dalam kemajuan serta perkembangan etika profesi di bidang
akuntansi dan pemeriksaan akuntansi (audit).
Kata
Kunci: Etika, Teori Etika, Etika Pernyataan Pendapat, Kode Etik Profesi
Pendahuluan
Etika
adalah aturan-aturan dan prinsip-prinsip dasar yang diterima atau berlaku di masyarakat,
serta dapat membedakan antara hal baik dan hal buruk. Etika profesi sebagai
ilmu adalah ilmu yang mempelajari bagaimana para ahli atau profesional di
bidang tertentu menghubungkan nilai-nilai moral yang baik dalam melaksanakan pekerjaan
mereka. Masalah utama dalam pembahasan kali ini muncul saat terjadi
pelanggaran-pelanggaran hukum yang terjadi akibat etika dalam berbisnis yang
buruk. Oleh karena itu, munculah standar etika yang mengatur etika profesi dari
orang-orang di pemerintahan, swasta, dan jasa profesi, termasuk para akuntan.
Akuntan memiliki standar etika tersendiri yang disesuaikan dengan pekerjaannya.
Setiap akuntan wajib mematuhi peraturan dan kode etik yang berlaku. Namun kenyataannya, sangat
sulit mencegah para akuntan untuk tidak berperilaku menyimpang, seperti
melakukan Creative Accounting atau
manipulasi. Para manajemen beberapa perusahaan justru yang mendorong para
akuntan tersebut melakukan manipulasi dan mencederai nilai-nilai etika profesi
yang ada. Inilah yang menjadi tantangan utama dari profesi akuntan, baik yang
berhubungan dengan aktivitas akuntansi atau saat dilakukan proses audit.
Definisi
Etika
Banyak
definisi berbeda yang menjelaskan tentang nilai-nilai moralitas. Berikut
beberapa definisi moral dari beberapa sumber. Menurut Kamus Dehkhoda, moral
adalah kebiasaan yang terungkap. Menurut Kamus Webster, moral adalah ilmu
tentang perilaku manusia yang baik dan yang buruk. Sementara itu, Professor
Morteza Motahari, seorang praktisi di bidang filsafat, etika, dan lingkungan
hidup, menyatakan etika adalah komponen-komponen yang berhubungan dengan
prinsip dasar dan aturan yang dapat diterima serta digunakan dalam
beraktivitas.
Paradigma
Moral dan Etika
Tanpa
memperhatikan dari sisi positif atau sisi negatif dari moral, World
Encyclopedia of Philosophy (2004), menyatakan bahwa filsafat etika dan moral terbagi
menjadi tiga bagian, yaitu Meta-ethics,
Legal Ethics (Normatives), dan Applied Ethics.
Meta-Ethics menguji darimana masalah
etika berasal. Legal Ethics lebih
mengacu pada standar etika yang ada. Sedangkan, Applied Ethics menguji masalah etika secara lebih spesifik dan
tersendiri.
Akuntansi
lebih menekankan pada Normative Ethics, yaitu
pada standar atau aturan yang berlaku antara setiap individu dan standar
profesi kelembagaan.
Dalam
hal pengambilan keputusan atau kebijakan, seorang akuntan harus adil dan
objektif dalam mengutarakan pendapatnya. Marchnt dan Wonder (2003)membagi
menjadi empat paradigma bagi seorang akuntan dalam menyatakan pendapatnya atau
mengambil keputusan.
1. Targeted Integration
Menyatakan dengan benar maksud dan tujuan, dengan kata lain
mengungkapkan kejadian yang sebenarnya. Misalnya, tujuan yang ingin dicapai
adalah menaikan harga saham sebuah perusahaan.
2. Rights and Duties
Setiap orang memiliki hak dan kewajiban masing-masing dan
sama. Misalnya, jika setiap individu memiliki hak untuk memperoleh bonus setiap
tahun, maka tidak ada orang lain yang boleh mencampurinya. Begitu pula jika individu
menerima kompensasi atas pelanggaran yang dibuat, maka tidak ada orang lain
yang boleh menghalanginya.
3. Model of Fairness
Kode etik menyatakan dalam mengambil keputusan atau menyatakan
pendapat harus sesuai dengan apa yang dilihatnya sendiri secara langsung.
Keputusan yang dibuat harus berdasarkan kinerja. Misalnya, seorang pekerja yang
rajin lebih berhak menerima kenaikan jabatan daripada pekerja yang malas.
4. Facts Oriented Models
Model
ini merujuk pada sisi spiritual dan sisi moral. Misalnya, jika menolong
seseorang merupakan perbuatan yang sulit dan merugikan, namun jika dilihat dari
sisi spritiual membantu seseorang tidaklah merugikan.
Etika
Etika
adalah cabang ilmu yang menggunakan pendekatan atas manfaat yang dihasilkan,
sesuatu yang seharusnya pantas dilakukan oleh para professional, sebagai bentuk
tanggung jawab yang mereka tawarkan. Saat ini telah banyak standar perilaku dan
kode etik professional yang telah berkembang. Namun pada dasarnya, kode etik
atau standar perilaku menekankan pada tanggung jawab terhadap publik. Etika
sangat menyangkut hal yang bersifat pribadi dan sangat pribadi yang dimiliki
setiap orang, ini merupakan hak individu namun juga harus bertanggung jawab
terhadap masyarakat. Luck membagi tanggung jawab moral setiap individu ke dalam
tiga bagian:
1. Tanggung jawab terhadap dirinya sendiri
2. Tanggung jawab terhadap dirinya dan orang lain,
dan
3. Tanggung jawab terhadap semua orang dan
lingkungan
Standar
perilaku atau kode etik sangat penting keberadaannya, termasuk bagi bidang
akuntansi, sehingga dalam pembuatannya melibatkan banyak kalangan. Saat ini, profesi akuntan memiliki peranan
yang sangat vital dalam dunia modern, karena sistem ekonomi yang baik tidak
dapat berjalan tanpa adanya ilmu akuntansi. Jika kita tidak dapat menghitung
jumlah kekayaan yang dimiliki dan jumlah barang yang tersedia di dunia dengan
baik, maka bisnis tidak dapat berjalan dengan baik sehingga pasar keuangan
global serta pertumbuhan ekonomi dunia akan terus mengalami penurunan.
Sisi
Sejarah
Penelitian
pertama yang berkembang tentang etika dalam ilmu akuntansi adalah teori COLBERG.
Teori ini dipengaruhi oleh Piaget, ilmu psikologi, dan teori psikologi. COLBERG
menyatakan bahwa pandangan dan pemahan setiap individu terhadap moral
berbeda-beda dan tidak dapat dibandingkan. COLBERG telah melakukan penelitian dengan
menggunakan kuesionar terhadap moral individu dan hasilnya adalah setiap
individu memiliki tingkat moral yang berbeda-beda. Pada tahun 2000, Thomton melakukan
penelitian dengan menggunakan tiga variabel
pendekatan teori COLBERG di bidang akuntansi. Namun, hasil penelitian
tersebut harus diulang karena masalah validitas, akibat tidak dapat menunjukan
hubungan linier antara ucapan dan tingkah laku para akuntan dalam menyatakan
pendapat. Kontroversi mengenai kekeliruan teori COLBERG tersebut terjadi, karena
teori tersebut berdasarkan pada filosofi, bukan berdasarkan ilmu pengetahuan
tentang perilaku dan etika. Dia menyatakan pendekatan ilmu pengetahuan lebih
akurat daripada pendekatan filosofi. Dia menyatakan bahwa moral seseorang akan
mempengaruhi cara pandang orang lain (masyarakat) terhadap diri mereka sendiri.
Namun, dia menyatakan bahwa penelitian COLBERG sangat bermanfaat bagi
perkembangan penelitian yang lebih lanjut tentang moral dan etika individu.
Kemudian, dia menyimpulkan bahwa moral individu terbagi menjadi dua kategori,
yaitu relativistic dan idealistic.
Akuntansi
dan Etika
Akuntansi
adalah sebuah cara yang dapat membantu seseorang dalam mengelola dampak-dampak
yang ditimbulkan dari transaksi ekonomi yang terus berkembang. Tujuan utama
akuntansi adalah memberikan informasi yang berkaitan dengan kondisi keuangan
seseorang atau sebuah organisasi dalam bentuk laporan keuangan.Informasi
tersebut dapat berguna untuk pengambilan keputusan yang dilakukan oleh penerima
informasi, seperti pendiri usaha, pemegang saham, manajer, dll. Semakin
kompleks bisnis yang terkait oleh sebuah perusahaan, maka semakin banyak
penerima informasi laporan keuangan dari perusahaan tersebut. Oleh karena itu,
dibutuhkan seorang akuntan professional agar dapat memberikan informasi yang
terpercaya kepada publik. Profesi akuntan publik sangatlah kompleks dan harus
mampu menjaga kepercayaan publik bagaimanapun caranya. Sebab itu, semakin baik
jasa yang diberikan seorang akuntan publik, maka seharusnya dapat menjadi
sebuah jaminan bagi publik dalam menerima informasi. Pada akhirnya, etika
profesi seorang akuntan publik akan sangat berpengaruh terhadap integritas
seorang akuntan publik. Atas dasar tersebut, terciptalah hukum yang memayungi
etika profesi para akuntan publik untuk menjaga integritas mereka.
Elemen-Elemen
Dasar dari Karakter dan Etika Profesi:
Karakter
dari etika profesi di era modern saat ini, yaitu seseorang yang memiliki
pengetahuan yang luas, bersikap professional, memegang teguh prinsip moral
kebudayaan lokal yang ada, memiliki sikap yang baik, cara berbicara yang baik
dan jelas, dan dapat menjelaskan sesuatu dari berbagai sudut pandang.
Dalam
sebuah artikel, Zlvnts menulis tentang faktor-faktor yang berkaitan dengan
etika profesi:
1. Etika Profesi Otonomi
Sebuah sistem operasi yang mencerminkan etika profesi bawaan
yang dimiliki seorang professional dan komitmen terhadap profesi mereka, apa
yang patut dilakukan dan yang tidak patut dilakukan oleh seorang professional.
Sebagai contoh, seorang akuntan harus jujur, akurat, dapat dipercaya, mau
memberikan kritik, menghargai rekan dan bawahan, meskipun hal diungkapkan bisa
saja terkait dengan hal-hal yang bersifat privasi dirinya atau privasi orang
lain.
2. Memahami Profesionalitas
Pondasi dari etika adalah memahami bahwa mereka seorang
profesional. Hanya seseorang yang memahami atas pekerjaan mereka yang
professional yang dapat menghubungkan antara filosofi dengan hubungan di masyarakat.
3. Objektif dan Tidak Memihak
Banyak penelitian dan dokumen yang menyatakan bahwa prinsip
dasar terpenting yang harus dimiliki seorang professional adalah objektik dan
tidak memihak. Seorang professional harus memiliki etika profesi yang tidak dapat
dipengaruhi orang lain, terutama lawan jenis.
4. Profesi Sebagai Pekerjaan
Selama
ini isu psikologi kurang diperhatikan oleh banyak orang. Namun, isu inilah yang
sedang berkembang pesat di masyarakat. Seorang professional dan pebisnis harus
mengacu pada hal-hal yang bersifat material dalam bekerja, agar: a. Mampu
menghasilkan output yang efisien, efektif, dan berkualitas, b. Bekerja dengan
sungguh-sungguh, c. Pembebasan melalui redistribusi kekuasaan, kesempatan, dan
uang.
Perkembangan
Etika Profesi
Tingkat
perkembangan etika profesi sangat berkaitan dengan fleksibilitas dari etika.
Perkembangan ini membuat etika profesi menjadi lebih rasional dan lebih efisien
untuk diterapkan, sehingga dapat menjadikan sebuah organisasi menjadi lebih
kuat. Banyak orang percaya bahwa tingkat kepuasan dan kenyamanan kerja akan
meningkatkan tingkat komitmen terhadap etika profesi. Tetapi, ketidakpuasan
dalam pekerjaan juga dapat menyebabkan seseorang menjunjung nilai-nilai etika
profesi.
Etika
Pernyataan Pendapat atau Pengambilan Keputusan
Teori
James Roast adalah teori terdepan dalam model pengambilan keputusan yang
berdasarkan empat komponen tingkah laku moral seseorang. Nilai fundamental dari
ke-empat komponen tersebut terletak pada variabel proses psikologi yang sangat
mudah terlihat dari seorang individu, yaitu:
1. Kepekaan Moral
Kepekaan moral merupakan reaksi seseorang dan sangat
memperngaruhi seseorang untuk bertindak dalam menyelesaikan masalah yang
terjadi.
2. Pertimbangan Moral
Dasar pertimbangan seseorang untuk melakukan sebuah tindakan
atau tidak.
3. Dorongan Moral
Komitmen seseorang terhadap nilai-nilai moral yang berlaku dan
mencerminkan bentuk tanggung jawab seseorang terhadap lingkungannya.
4. Kualitas Moral
Desakan
moral, keberanian, pantang menyerah, dan menjadi teladan.
Status
Moral dan Perannya Terhadap Perkembangan Akuntansi dan Pemeriksaan Akuntansi (Auditing)
Status
moral dalam dunia akuntansi modern dan auditing memainkan peran yang sangat
penting. Profesi akuntan dan auditor yang memiliki tujuan untuk memberikan
informasi terpercaya kepada publik seringkali mendapatkan intervensi politik,
ekonomi, sosial, atau dari lingkungan bisnis. Oleh karena itu, ketaatan akuntan
dan auditor sangat sulit untuk dicapai, karena status sosial dan lingkungannya
yang terbatas, sehingga sangat mudah dipengaruhi. Jadi, status moral adalah salah satu isu yang
sangat diperhatikan dalam etika profesi seorang akuntan dan auditor.
Pedoman
Etika Dalam Akuntansi dan Auditing
Tuntutan
akan objektifitas seorang akuntan publik mengaharuskan merek memegang teguh
buku pedoman tentang etika profesi. Setiap asosiasi profesi akuntan di banyak
negara telah mengembangkan pedoman etika profesi agar menjadi lebih efisien, dapat
dipercaya, profesional dan kredibel. Pedoman etika profesi akuntan yang dibuat
tersebut harus dipatuhi oleh seluruh anggota asosiasi. Pedoman tersebut
meliputi:
- Mempertimbangkan Kepentingan Stakeholder
- Tanggung Jawab
- Integritas
- Objektifitas Dalam Berpendapat
- Menjaga Independen
- Menjaga Kerahasiaan
- Kepatuhan
- Kualifikasi Profesi
- Prinsip dan Teknik
- Mematuhi Tingkah Laku Profesi
Aktivitas
yang Tidak Berkaitan Dengan Profesi Akuntan
Seorang
akuntan independen yang professional harus mampu menahan diri agar tidak menerima pekerjaan yang tidak berkaitan
dengan profesinya.
Iklan
dan Promosi
Profesi
akuntan sama hal nya dengan jasa lainnya yang membutuhkan promosi untuk
mendapatkan klien. Namun, informasi dalam sebuah promosi haruslah benar. Syarat
sebuah informasi adalah lengkap, akurat, dan relistis. Apa yang dinyatakan
harus sesuai dengan perbuatan. Hal yang dilarang dalam promosi:
1. Memberikan harapan palsu
2. Berpura-pura memiliki dukungan dari sebuah
institusi atau otoritas.
3. Memuji diri sendiri
4. Membanding-bandingkan dengan akuntan lain
5. Meminta tidak pada tempatnya
Pelaksanaan
Etika Dalam Auditing
Dalam
melaksanakan pekerjaannya, seorang akuntan publik atau auditor harus menjunjung
tonggi nilai-nilai etika profesi yang berlaku, terutama terkait dengan moral
yang memiliki dasar hukum. Dengan kata lain, seorang akuntan publik atau
auditor harus bekerja sesuai standar yang berlaku, termasuk aturan yang
mengikat hukum seperti Undang-Undang yang berlaku di sebuah negara. Jadi,
selain menilai kepatuhan klien-nya,
seorang auditor memiliki tanggung jawab terhadap publik yang berkaitan dengan
etika dan moral yang berlaku. Auditor harus menghormati aturan-aturan dan hukum
yang berlaku di sebuah negara tempat ia melakukan pekerjaannya.
Penyebab
Pentingnya Etika Dalam Profesi Akuntan
1. Kecurangan (fraud), yaitu kecurangan yang
sengaja dibuat oleh pihak direksi, manajemen, pegawai, atau pihak ketiga dengan
cara memanipulasi laporan keuangan , misalnya:
mengubah atau memalsukan dokumen, transaksi tanpa bukti yang jelas,
pencatatan atau informasi yang tidak lengkap, mencabut transaksi yang
berpengaruh besar dalam laporan keuangan, dan menghindari pajak yang tinggi.
2. Penggelapan aset
3. Penyalahgunaan pengendalian internal
4. Memanfaatkan bawahan untuk mencatat transaksi
yang salah
5. Kolusi
dengan pihak ketiga yang berkepentingan, termasuk auditor
6. Menggunakan prinsip akuntansi yang tidak sesuai
7. Membuat pernyataan palsu kepada auditor
8. Pengungkapan informasi rahasia pihak lain,
seperti kompetitor
9. Kesalahan catat terhadap pembebanan depresiasi
atau nilai persediaan
10. Memberikan laporan keuangan palsu agar menaikan
nilai saham perusahaan di bursa efek
Kesimpulan
Sejarah
menyatakan bahwa sebelum adanya aturan-aturan yang mengikat hukum, terdapat
nilai-nilai moral yang mengikat perilaku seorang individu. Nilai-nilai moral
atau norma yang berlaku di masyarakat tersebut yang kemudian berkembang menjadi
hukum untuk dipatuhi hingga saat ini. Begitu pula dengan profesi akuntan. Salah
satu tugas utama profesi akuntan di dunia adalah menjunjung tinggi
prinsip-prinsip etika profesi yang berlaku. Selain skill, profesi akuntan
dituntut untuk memiliki moral yang baik. Karena, pengguna hasil pekerjaan
seorang akuntan sangatlah luas, sehingga akuntan harus mampu bertanggung
jawab kepada publik atas pernyataan yang dibuatnya. Tanpa etika profesi yang
baik, kehebatan dan reputasi seorang akuntan hanyalah omong kosong. Mereka
harus berani dan mampu mengungkapkan kewajaran yang sesungguhnya. Oleh karena
itu, kejujuran dan integritas merupakan nilai yang sangat penting bagi seorang
professional. Masa depan dari profesi akuntan publik atau auditor terletak di
tangan mereka sendiri. Hal ini tergantung pada moralitas dan integritas tiap
individunya agar dapat menjadi sebuah profesi yang terhormat. Merujuk pada
sejarah, profesi akuntan memiliki pengaruh yang besar, bukan hanya bagi
satu atau dua perusahaan, tetapi bagi kondisi perekonomian dunia.
Source:
http://worldessaysj.com/files_site/paperlist/r_84_150212160045.pdf
Source:
http://worldessaysj.com/files_site/paperlist/r_84_150212160045.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar