Hari Selasa, tanggal 24 Januari 2017
Relawan Komunitas Peduli ASEAN berkesempatan untuk menghadiri undangan dari
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, tepatnya dari
Deputi Bidang Koordinasi Kerjasama Ekonomi Regional dan Sub Regional. Tempat
pelaksanaan acara berada di Ruang rapat Serayu lt. 3 Gedung Ali Wardhana,
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI. Pertemuan ini bertujuan untuk
pengenalan MEA dan konsolidasi menyambut HUT ASEAN ke-50.
Terima kasih kami ucapkan kepada Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia yang telah mengundang kami, khususnya untuk Yth. Ibu Netty. Mba Devi, dan Mas Beni dari Deputi Bidang Koordinasi Kerjasama Ekonomi Regional dan Sub Regional.
Masyarakat Ekonomi ASEAN
merupakan sebuah komunitas regional yang memiliki kesepakatan bersama untuk
mengintegrasikan ekonomi 10 negara anggota ASEAN. Selain itu, MEA memiliki
tujuan untuk meningkatkan daya saing ASEAN dengan sasaran pada pertumbuhan
ekonomi di kawasan regional yang terintegrasi antar negara, menyeluruh, dan
stabil. Dengan daya saing yang lebih baik, diharapkan ASEAN mampu meningkatkan
peran partisipasinya dalam Global Value
Chain.
Awalnya, pembentukan ASEAN banyak
dilatar belakangi oleh faktor politik di kawasan regional ASEAN. Sebelum terbentuknya
ASEAN di tahun 1967, kawasan ini merupakan salah satu kawasan yang rawan
konflik. Semua negara di ASEAN, kecuali Thailand merupakan Negara bekas
jajahan, sehingga banyak kepentingan-kepentingan yang akhirnya menimbulkan
beberapa konflik. Salah satu konflik yang paling terkenal adalah “Perang
Vietnam”, yang bahkan kisahnya dijadikan sebuah film Hollywood. Selain itu konfrontasi antar negara, seperti Indonesia dan
Malaysia sudah terjadi sejak dahulu kala. Salah satu istilah yang paling
populer pada saat itu adalah “Ganyang Malaysia”, yang bahkan hingga kini masih
terasa persaingan antar negara yang bertetangga tersebut. Atas dasar tersebut
mendorong para Founder ASEAN (5
Negara) untuk membentuk ASEAN agar dapat meredam konfrontansi antar negara di
kawasan. ASEAN resmi berdiri berdasarkan Deklarasi Bangkok pada tanggal 8
Agustus 1967. Kesepakatan tersebut meliputi kerjasama dalam bidang ekonomi,
sosial, dan kebudayaan di kawasan regional.
ASEAN WAY
Seiring dengan berjalannya waktu..
Kerjasama kawasan regional ASEAN
semakin terarah, dan pada akhirnya menghasilkan Blueprint AEC 2020. Masyarakat Ekonomi ASEAN awalnya ingin dimulai
pada tahun 2020, namun dianggap terlalu lama sehingga diputuskan untuk
melakukan percepatan. Akhirnya MEA pun mulai aktif diberlakukan per tanggal 1
Januari 2016 yang lalu.
Untuk masyarakat di Indonesia
sendiri, sepertinya pemberlakuan MEA ini tidak memiliki dampak yang signifikan.
Bahkan tidak jarang warga negara Indonesia masih belum mengetahui apa itu MEA.
Hal ini dapat dimaklumi karena memang dari dahulu kala perdagangan bebas sudah
diterapkan di Indonesia, sehingga pemberlakuan MEA ini tidak terlalu terasa
dampaknya di masyarakat.
Akan tetapi, hal itu bukan
merupakan sebuah alasan untuk kita menjadi tidak peduli terhadap MEA ini. MEA
merupakan salah satu wadah bagi Bangsa Indonesia untuk meningkatkan daya
saingnya. Kondisi ekonomi yang terbuka merupakan sebuah tantangan sekaligus
peluang untuk meningkatkan daya saing Bangsa.
Integrasi Ekonomi
Dalam perekonomian terbuka,
integrasi ekonomi sulit untuk dihindarkan. Salah satu tujuan dari MEA adalah
mengintegrasikan perekonomian di kawasan regional. Sebagai contoh, sebuah negara X
berinvestasi di bidang otomotif dengan produk Y di kawasan ASEAN. Misalnya
negara X tersebut menganggap bahwa orang-orang Indonesia pandai membuat ban,
sehingga Indonesia fokus untuk membuat ban saja. Sedangkan, Thailand membuat body, Malaysia membuat kaca, dan
seterusnya hingga bagian-bagian tersebut apabila disatukan menjadi sebuah
mobil. Sehingga, produktivitas di kawasan ASEAN meningkat, karena mampu
menghasilkan produk otomotif Y berdaya saing tinggi dari hasil kegiatan produksi
ekonomi yang terintegrasi. Itu hanya contoh saja..
Nah, perekonomian yang
terintegrasi ini pun memiliki resiko. Ibarat teman dalam satu kelas.. jika
salah satu sakit flu, maka penyakit flu tersebut bisa menular ke teman-teman
satu kelas tersebut. Itulah yang terjadi pada tahun 1997, dimana saat itu
krisis melanda Asia dan Thailand terkena dampaknya sehingga mata uang Baht
terdepresiasi. Karena, kita berada di satu kawasan regional ASEAN, sehingga
Indonesia pun ikut terkena dampaknya. Tetapi, ada satu hal yang membedakan kala
itu. Pada tahun 1998, di Indonesia sendiri gejolak ekonomi tersebut dibarengi
dengan gejolak politik sehingga terjadi krisis ekonomi. Berbeda dengan
negara-negara lain di ASEAN yang tidak memiliki gejolak politik. Maka, pada
akhirnya Indonesia-lah yang menjadi negara dengan dampak terbesar akibat krisis
1998. Meskipun, perlu diakui bahwa lebih banyak faktor-faktor non-ekonomi yang
menyebabkan krisis itu terjadi.
ASEAN Trade
Ekonomi ASEAN saat ini tidak
dapat dipandang dengan sebelah mata. ASEAN merupakan 6th largest economy in the world dan 3rd largest economy in Asia. Di dunia, ASEAN hanya kalah dari USA, China, Japan, Germany, dan Britain. Sedangkan, di Asia, ASEAN hanya
kalah dari China dan Japan.
Namun sayangnya, GDP ASEAN yang
besar ini 76%-nya merupakan extra-trade.
Maksudnya adalah perdagangan di ASEAN itu terdiri dari intra-trade dan extra-trade.
Intra-trade adalah perdagangan yang
dilakukan antar negara ASEAN, sedangkan extra-trade
adalah perdagangan negara ASEAN dengan negara non-ASEAN, misalnya dengan Japan atau China. Karena, ASEAN sendiri kini memiliki kerjasama yang telah
berevolusi menjadi ASEAN+6 FTA, yaitu ASEAN + Japan, China, Korea, India, Australia dan New Zealand.
Mungkin, jika suatu saat ASEAN
telah memliki daya saing yang baik terkait mutu produk dan harga barang atau
jasa, maka perdagangan intra-trade
dapat lebih banyak porsinya. Untuk mencapai daya saing tersebut, dibutuhkan
faktor-faktor produksi, misalnya infrastruktur dan SDM berkualitas agar daya
saing di kawasan meningkat. Namun, saat ini bukan menjadi masalah besar apabila
porsi intra-trade di ASEAN jauh lebih
sedikit dari extra-trade.
Apabila jauh di kemudian hari
daya saing ASEAN sudah meningkat, mungkin saja ASEAN dapat menerbitkan mata
uang tersendiri (single currency). Single Currency akan memudahkan intra-trade di ASEAN. Namun, sepertinya
agak sulit karena negara-negara di ASEAN memiliki banyak perbedaan yang perlu
disatukan. Hal ini dapat terlihat dari bentuk pemerintahannya yang
berbeda-beda. Ada yang berbentuk Republik, Kerajaan, Kerajaan Islam, Republik
Sosialis, Republik Rakyat Demokratik, dll. Semoga perbedaan-perbedaan tersebut
bukan menjadi halangan, justru menjadi perekat kerjasama.
ASEAN Free Trade Area/AFTA
Sejak tanggal 1 Januari 2010 perdagangan
bebas ASEAN-6, yaitu Indonesia, Brunei, Malaysia, Filipina, Singapura, dan
Thailand telah menghapus bea masuk impor sebanyak 99,65% dari pos yang
diperdagangkan. Sementara itu, ASEAN-4, yaitu Kamboja, Laos, Myanmar, dan
Vietnam telah menurunkan bea impor sebanyak 98,86% dari pos yang diperdagangkan
menjadi 0-5%. Penghapusan tarif hanya salah satu elemen dalam meningkatkan
integrasi ekonomi negara anggota ASEAN di sektor barang. Sedangkan,
elemen-elemen lainnya adalah mencakup Rule
of Origin, Self Certification, ASEAN Single Window, ASEAN Trade Repository,
dan Simplification CI Form-D.
Pasar tunggal ASEAN ini
seharusnya menjadi peluang besar bagi UMKM di Indonesia yang merupakan tulang
punggung perekonomian Indonesia. Dengan adanya pasar tunggal MEA, maka ada
potensi pasar ASEAN sebanyak 650 juta penduduk yang terbuka bagi pasar UMKM
Indonesia. Kegiatan ekspor-impor antar negara ASEAN memiliki tarif yang sudah
0%, kecuali beberapa barang tertentu yang dibatasi, misalnya beras sebagai
bahan kebutuhan pokok. Untuk mendapatkan tarif sebesar 0% tersebut, pelaku
usaha harus membuat Surat Keterangan Asal (SKA). Jika, tidak membuat SKA maka
pelaku usaha tidak akan memperoleh tarif 0%.
Hal ini bertujuan sebagai pembuktian bahwa barang yang diperdagangkan
benar berasal dari Indonesia, bukan barang ilegal. Non-Tariff Measures (NTM) dan Non-Tariff
Barriers (NTB) telah ada, namun tetap saja dalam pelaksanaanya masih
menemui kendala. Misalnya, tarif sudah 0% tetapi tetap susah masuk, karena
masih terhambat birokrasi terkait sertifikasi, list, peraturan, dll. Maka, sebagai
pelaku usaha Anda dapat menghubungi ASSIST, sebagai portal penanganan kasus NTM
dan NTB.
Nah..
Pasar tunggal bukan berarti semua
orang se-ASEAN dapat bebas menyambangi negara-negara di ASEAN. Visa antar
negara ASEAN memang sudah dibebaskan, tetapi ini bukan berarti kita akan
mendapat serbuan dari negara-negara tetangga, misalnya serbuan pedagang bakso
dari Filipina, tidak seperti itu. Hehehe.. Ada 8 bidang pekerjaan dengan sertifikasi
khusus yang dapat melakukan arus bebas tenaga kerja terampil (Mutual
Recognition Arrangements).
Jadi, dalam rangka menyambut HUT ke-50
ASEAN, sebagai founder ASEAN,
Indonesia ingin membuat sesuatu yang memorable.
Deputi Bidang Koordinasi Kerjasama Ekonomi Regional dan Sub Regional
Kementerian Koordinasi Bidang Perekonomian ingin bersinergi bersama Relawan
Komunitas Peduli ASEAN untuk menyambut HUT ke-50 ASEAN tersebut. Mudah-mudahan acara
tersebut bisa terlaksana.
For your information, kita perlu berbangga karena sekretariat ASEAN
berada di Jakarta, tepatnya di Jalan Sisingamangaraja. Saat ini, ASEAN telah
diakui sebagai pemain di kancah global, terbukti kini ASEAN telah memiliki Duta
Besar untuk ASEAN. Jadi, selama ini kita hanya memiliki misalnya, Duta Besar
untuk Indonesia, atau Duta Besar untuk Singapura. Tetapi, kini telah ada Duta
Besar khusus ASEAN yang saat ini jumlahnya telah mencapai 64 Dubes tersebar di
seluruh dunia.
Indonesia sebagai salah satu founder ingin menjadi leader dan winner. Tetapi, bukan itu tujuan utamanya. Ini bukan perang antar
negara-negara di ASEAN, tetapi ini adalah sebuah sinergi antar negara regional
untuk bersama-sama meningkatkan daya saing di kawasan ASEAN. Seperti teman
dalam satu kelas, sistem pendidikan yang baik dan modern adalah bukan untuk
berkompetisi mencapai rangking satu, tetapi menjalin kerjasama dan
berkolaborasi agar kualitas dan daya saing meningkat bersama-sama. Namun di
dalam perjalanannya, kemampuan setiap orang pasti berbeda dan pada akhirnya
akan terlihat siapa yang akan mampu menjadi pemenang.
Bersama Indonesia, ASEAN Kuat
Bersama ASEAN, Indonesia Maju
Tidak ada komentar:
Posting Komentar