Saksi
Sejarah Perubahan Iklim
Saya terlahir sebagai seorang generasi millennials.
Generasi millennials sangat identik dengan hal-hal yang memiliki unsur
teknologi. Namun, sebagai generasi millennials, saya pribadi pun masih
sangat peduli terhadap isu lingkungan hidup. Semua orang tahu bahwa suhu bumi
terus meningkat (Fenomena Perubahan Iklim). Saya pribadi mengalami langsung
perubahan yang terjadi di muka bumi. Akhir-akhir ini saya sering sekali
mengalami fenomena, yaitu saat di siang hari cuaca begitu terik panasnya, namun
saat sore hari tiba-tiba hujan lebat datang. Mungkin diantara pembaca pun
pernah ada yang mengalami hal sama tersebut. Di kota metropolitan, saat malam
hari pun kita cukup kesulitan melihat indahnya bulan dan bintang di langit, karena
tertutup kabut polusi.
Saat
saya masih duduk di SMP, saya teringat akan satu mata pelajaran fisika mengenai
suhu. Ketika itu, guru saya memberikan tugas untuk mencatat suhu ruangan. Saat
itu, seingat saya suhu rata-rata menunjukan angka sekitar 25˚C. Saat sedang turun hujan,
suhu mencapai sekitar 22˚C. Suhu terpanas yang pernah tercapai sekitar 33˚C. Suhu
tersebut termasuk cukup tinggi, mengingat tempat tinggal saya berada di Kota
Cirebon yang notabene merupakan Kota Pesisir.
Kini,
di tahun 2017 saya mencoba untuk mengecek suhu ruangan di rumah saya. Saya
cukup terkejut bahwa rata-rata suhu di rumah menunjukan angka 30-32˚C. Saat
hujan suhu bisa mencapai 25˚C, dan saat sedang terik-teriknya suhu dapat
mencapai hampir 40˚C. Saat saya menulis ini pun, saya mencoba mengecek suhu ruangan
menggunakan aplikasi AccuWeather yang hasilnya menunjukan angka 31˚C.
Kita
tidak dapat menyalahkan siapa-siapa atas fenomena ini. Namun, hal yang pasti
dapat kita lakukan adalah bersama-sama menjaga kelestarian di muka bumi ini.
Seluruh generasi di muka bumi ini bertanggung jawab terhadap kelestarian bumi,
tidak hanya generasi milennials. Namun, generasi millennials adalah generasi
yang harus paling peduli, karena generasi milennials adalah generasi yang akan
menjaga bumi dalam puluhan tahun mendatang dan akan mewariskannya kepada
generasi penerus.
Blue
Sky Project di Cilacap
Pertamina
sebagai salah satu perusahaan BUMN yang bertanggungjawab dalam memproduksi BBM
di Indonesia, juga ingin ikut berkontribusi dalam melawan isu Perubahan Iklim. Salah
satu kerja nyatanya adalah dengan komitmen pembangunan Blue Sky Project di
Cilacap, Jawa Tengah. Blue Sky Project adalah kilang pertama yang menghasilkan
RON 92, yaitu kilang yang seluruh hasil gasoline-nya adalah Pertamax. Pertamina
berkomitmen dalam pembangunan Blue Sky Project, karena penyebab utama
polusi di Indonesia adalah 70% berasal dari sisa pembakaran mesin kendaraan
bermotor. Dengan meningkatkan produksi pertamax di Indonesia, Pertamina
berharap dapat berkontribusi menurunkan emisi gas karbon di Indonesia.
Menurut pengalaman saya pribadi sebagai pengguna BBM, perbedaan dari RON 88 (premium), RON 90
(pertalite), dan RON 92 (pertamax) yang dapat dirasakan adalah dari hasil
pembakaran dan keawetan onderdil mesin kendaraan. Saya memang bukan seorang
lulusan jurusan teknik, namun sebagai kosumen saya dapat merasakannya.
Sayangnya, di Indonesia pengguna Pertamax masih sangat
terbatas dan cenderung kurang populer, padahal pertamax memiliki nilai ekonomis
tertinggi. Banyak orang yang lebih memilih harga dibandingkan kualitas. Berikut
ini saya berikan gambar ilustrasinya:
Mulai Dari Langkah Kecil
Selain solusi beralih menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM)
ke Pertamax, berikut ini ada langkah-langkah kecil yang juga dapat kita lakukan
untuk ikut berkontribusi dalam menurunkan emisi gas karbon di udara:
Jangan menggunakan BBM oplosan. Terlebih lagi jika Anda
sering memodifikasi knalpot kendaraan motor Anda. Selain sangat berisik dan
mengganggu lingkungan sekitar, juga sangat merusak alam dengan gas karbon yang
dihasilkannya. Menggunakan BBM oplosan berarti juga kita tidak mendukung
kehadiran Pertamina sebagai produsen BBM di Indonesia.
Matikan kendaraan bermotor saat berhenti. Ide ini berasal
dari pengalaman pribadi saya saat berhenti di lampu merah. Di kota besar, lampu
merah sering kali berlangsung sangat lama dan menyebabkan kerugian penggunaan BBM.
Saya pribadi biasanya mematikan mesin kendaraan apabila berhenti lebih dari
tiga puluh detik. Mungkin hal tersebut terlihat remeh dan merepotkan, namun
saya percaya apabila dilakukan secara masif akan terasa dampaknya.
Driveless. Saya kira untuk giat berjalan kaki di Indonesia
sangatlah sulit diterapkan, karena Indonesia memiliki cuaca tropis dan terlebih
sangat sedikit trotoar yang tersedia serta layak digunakan para pejalan kaki.
Hal tersebut membuat orang-orang di Indonesia enggan untuk berjalan kaki,
termasuk saya pribadi. Namun kini, banyak aplikasi yang dapat membantu kita
beraktivitas. Pemerintah juga sedang fokus pada pembangunan infrastruktur
transportasi umum di Indonesia. Saya berharap hal tersebut dapat semakin
menimbulkan semangat driveless orang-orang Indonesia, termasuk saya.
Yang kelima adalah collective action. Membangun sebuah
komunikasi informasi atau community yang mendukung gerakan ini sangatlah
penting untuk dilakukan demi keberhasilan tujuannya. Selain itu, aksi di dunia
maya seperti yang saya lakukan dengan media blog ini bisa dilakukan. Saya berharap
semakin banyak yang membacanya, semakin banyak orang lain yang paham dan mau
menjaga bumi kita bersama ini.
Dalam hidup ini kita dianjurkan menjadi pribadi yang baik.
Baik kepada Tuhan YME, baik kepada sesama manusia, dan baik kepada Alam
Semesta. Langit kelabu menandakan langit yang tengah sakit. Sama seperti orang sakit
yang akan terlihat dari wajahnya yang pucat dan lesu. Sebagai khalifah atau
penghuni bumi, sudah seharusnya kita bersama-sama mengembalikan biru langit
yang ceria dan penuh harapan bagi penghuninya.
Kita mulai dari hal-hal kecil dan sederhana yang dapat dilakukan ya?
#GenLangitBiru
Referensi:
2 komentar:
Kirain kalau sering hidup dan matikan mesin motor malah bikin rusak. Ternyata bikin hemat BBM, ya? Untung baca infonya dari blog kamu. Makasih yaa
Hmm, conditional aja kak ngelakuinnya hehehe.. Anyway thanks udh baca yaa
Posting Komentar