Latar Belakang
Audit memiliki peranan penting
terhadap perkembangan bisnis dan ekonomi dunia. Auditor mengungkapkan kewajaran
dari sebuah laporan keuangan perusahaan. Hal ini penting bagi pengguna laporan
keuangan untuk menjamin bahwa data yang disajikan perusahaan telah benar,
terukur secara wajar, dan jujur. Dalam menghasilkan laporan auditnya, seorang
auditor dipengaruhi oleh banyak hal, salah satunya adalah etika. Etika audit
memiliki kedudukan yang penting dalam menentukan kualitas dari laporan audit. Etika
audit sangat berpengaruh terhadap hasil kinerja seorang auditor secara langsung
dan tidak langsung. Oleh karena itu, seorang auditor harus memiliki etika audit
yang baik agar mampu menghasilkan laporan audit yang berkualitas, walaupun laporan yang dihasilkan hanya sebatas opini. Kualitas
audit yang baik menunjukan bahwa seorang auditor mampu menjamin sebuah laporan keuangan dan kepercayaan para pemegang saham
serta kepercayaan publik. Meskipun, pada akhirnya auditor tidak bertanggung jawab terhadap kekeliruan (error) atau kecurangan (fraud) yang terjadi. Merujuk pada pentingnya etika audit terhadap kualitas
audit, maka penulisan ini akan menelaah tentang variabel-variabel yang mempengaruhi
etika seorang akuntan atau auditor.
Metode
Metode yang digunakan dalam
penulisan ini adalah kualitatif yang berasal dari jurnal-jurnal terkait, yaitu:
1. “Auditor Independence, Conflict of Interest, and
the Uncounscious Intrusion of Bias” Oleh Don A. Moore, Cernegie Mellon
University, USA.
2. “Factors Affecting The Quality of Auditing: The
Case of Jordanian Commercial Banks” Oleh Husam Al-Khaddash, Hashemite
University, Jordan; Rana Al Nawas, Arab Islamic Bank, Jordan; dan Abdulhadi
Ramadan, College of Business American University of The Middle East, Kuwait.
3. “Effect of Competence and Auditor Independence
and Auditor Independence on Audit Quality with Audit Time Budget and
Professional Commitment as a Moderation Variable” Oleh Abdul halim, Gajayana
University Malang, Indonesia; Sutrisno T, Rosidi, dan M. Achsin, Brawijaya
University Malang, Indonesia.
Pembahasan
Dependent Variable = etika (Y)
Independent Variable = Variabel-variabel yang mempengaruhi
etika seorang akuntan atau auditor (X)
Moderating Variable menghubungkan
variabel dependen dan indpenden, dapat memperlemah atau memperkuat.
Intervening Variable menghubungkan variabel dependen dan independen secara tidak langsung.
1. Independensi
1. Independensi
Auditor
diharuskan bersikap independen, artinya tidak mudah dipengaruhi karena auditor
melakukan pekerjaannya untuk kepentingan umum.Auditor harus bebas dari
pengaruh, tidak memiliki keberpihakan, tidak dikendalikan orang lain, dan tidak
bergantung pada orang lain. Namun, dalam praktiknya, seorang auditor sering
kali terpengaruh oleh beberapa faktor, misalnya status hubungan dengan klien (Moderating Variable). Status hubungan
ini dapat memperkuat atau memperlemah kinerja seorang auditor. Jika, seorang
auditor mengenal dekat kliennya terdapat dua kemungkinan yang terjadi, Pertama,
ia akan bekerja sungguh-sungguh agar tidak mengecewakan klien yang dikenalnya,
atau yang kedua hubungan tersebut dapat mempengaruhi seorang auditor untuk
melanggar kode etik auditor.
2. Kompetensi
2. Kompetensi
Seorang auditor
harus memiliki kompetensi untuk mengerjakan tugasnya dengan benar. Untuk
memperoleh kompetensi tersebut, seorang auditor harus melewati proses pendidikan
berkelanjutan, pelatihan, dan ujian. Selain itu, seorang auditor juga harus mampu
berkomunikasi dengan baik selama masa pemeriksaan, memiliki pengetahuan yang
luas, dan memiliki keahlian khusus lainnya, seperti kemampuan presentasi,
membaca cepat, teliti, wawancara, menulis, atau keterampilan IT.
3. Reputasi
Reputasi
merupakan salah satu variabel yang dapat mempengaruhi kinerja auditor. Seorang
auditor atau kantor akuntan publik yang telah memiliki reputasi baik di mata masyarakat,
cenderung akan berkeja dengan mengedepankan etika. Hal ini disebabkan oleh
keinginan auditor untuk mempertahankan reputasi baik, bahkan ingin meningkatkan
reputasi mereka di mata klien dan publik.
4. Bayaran
4. Bayaran
Istilah
sederhana “ada uang ada barang” mungkin sering terjadi di sekitar kita, tidak
terkecuali dalam dunia auditor. Seorang auditor cenderung memilih klien yang
besar dengan mengharapkan return yang
besar pula. Besarnya fee dan lama
waktu pengerjaan cenderung mempengaruhi kinerja auditor secara tidak langsung.
Sehingga, ini merupakan intervening
variable yang mempengaruhi etika seorang auditor.
5. Integritas
Seorang auditor
harus tegas, jujur, objektif, profesional, bertanggung jawab dan mampu menjaga
rahasia kliennya dalam melaksakan pekerjaan. Seorang auditor harus
berintegritas dalam melakukan pekerjaan tanpa memandang status klien mereka.
Integritas seorang auditor cenderung terpengaruh oleh budaya dan lingkungan di
sekitarnya. Karena, budaya dan lingkungan sekitar dapat membentuk karakter
seseorang dengan cepat. Sehingga, pengaruh budaya dan lingkungan sekitar
merupakan intervening variable yang
dapat mempengaruhi integritas seorang auditor, sehingga dapat memperngaruhi
etika seorang auditor.
6. Pengalaman
Pengalaman
auditor yang memadai penting dalam rangka memberikan pertimbangan materialitas
dalam proses audit. Materialitas merupakan hal-hal baik besar atau kecil yang
dapat mempengaruhi pengambilan keputusan. Auditor dapat menggunakan pengalamannya
sebagai dasar untuk memberikan pertimbangan tingkat materialitas. Hal ini disebabkan
karena belum ada standar baku tentang dasar penetapan tingkat materialitas.
7. Konflik Kepentingan
Konflik
kepentingan merupakan pertentangan antara loyalitas seorang auditor terhadap
profesinya dengan kepentingan yang ada di luar itu, sehingga dapat menurunkan
kredibilitas dan etika seorang auditor. Konflik kepentingan sering menjadi
hambatan terbesar dalam menghasilkan laporan audit yang berkualitas.
Kesimpulan
Seorang akuntan atau auditor
dalam melakukan pekerjaannya, seringkali menghadapi hal-hal yang tidak
tercantum dalam kode etik atau standar yang berlaku. Oleh sebab itu, etika
memiliki peranan penting bagi seorang akuntan atau auditor dalam menyelesaikan pekerjaannya.
Pertimbangan dalam mengambil keputusan terhadap berbagai masalah atau kasus
haruslah berpedoman pada etika yang baik. Karena, ilmu akuntansi dan audit
adalah ilmu sosial yang memiliki banyak variabel bebas di dalamnya, sehingga bersifat
fleksibel dan berubah-ubah seiring perkembangan zaman.
Referensi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar