Kamis, 28 Desember 2017

Cinta Menguatkan Rupiah #CintaRupiah

Cinta itu ...

Berbicara tentang cinta tidak akan ada habisnya. Begitu kira-kira jawaban tentang cinta bila ditayakan kepada seorang dokter cinta ataupun mereka yang telah mengalami pahit dan manisnya percintaan. Cinta adalah anugerah terindah yang diberikan Tuhan kepada umat manusia. Namun, tak jarang kisah cinta justru berakhir tragis. Bahkan, terkadang cinta pun tidak membutuhkan logika. Mau contoh? Mungkin, kisah cinta pertama umat manusia dimulai dari kisah cinta antara Adam dan Hawa. Adam yang tidak sanggup menolak permohonan Hawa yang telah dibujuk rayuan Setan akhirnya melanggar perjanjian dengan Tuhan untuk  memakan buah Khuldi yang terlarang. Hingga mereka berdua pun diturunkan dari surga ke bumi. Peristiwa tersebut membuktikan betapa kuatnya perasaan cinta untuk mengubah seseorang.

Lain cerita, salah satu kisah cinta yang paling fenomenal di duniaadalah kisah Romeo dan Juliet. Kisah dua sejoli yang berakhir tragis. Romeo dan Juliet menjalankan kisah cinta terlarang dimana hubungan mereka tidak direstui oleh kedua pihak keluarga yang saling berselisih. Juliet yang dijodohkan dengan orang lain memilih untuk meminum obat hingga tubuhnya kaku seperti orang tewas untuk sementara waktu. Romeo yang mengetahui kejadian tersebut akhirnya meminum racun dan tewas di makam Juliet. Juliet yang terbangun melihat Romeo tewas akhirnya bunuh diri dengan meggunakan pisau dihadapan Romeo. Kisah cinta tersebut membuktikan bahwa cinta membutuhkan kejujuran, kepercayaan dan kesetiaan.

Dari kisah cinta dalam negeri yang terkenal, terdapat kisah cinta Bandung Bondowoso. Bandung Bondowoso yang konon telah menaklukan Kerajaan Baka ingin mempersunting Putri dari Prabu Baka yang tersohor kecantikannya, Rara Jonggrang. Lamaran Bandung Bondowoso pun ditolak mentah-mentah oleh Rara Jonggrang, karena ia tidak mau menikahi pembunuh Ayahnya. Namun, Bandung Bondowoso yang terus menerus memohon dan memaksa akhirnya diberi dua syarat yang mustahil diwujudkan. Kedua syarat tersebut adalah membuat sumur Jalatunda dan membuat seribu Candi dalam waktu semalam. Berkat kesaktiannya, konon Bandung Bondowoso berhasil menyelesaikan kedua syarat tersebut. Namun, Putri Rara Jonggrang tetap tidak mau menikahi Bandung Bondowoso. Akhirnya, Rara Jonggrang pun dikutuk oleh Bandung Bondowoso menjadi patung untuk melengkapi 999 Candi yang telah dibuatnya. Kisah cinta yang bertepuk sebelah tangan dan berakhir tragis. Kisah cinta ini membuktikan bahwa cinta membutuhkan perjuangan dan pengorbanan. Namun di lain sisi, cinta juga tidak dapat kita paksakan karena cinta membutuhkan ketulusan.
                                 
Sama seperti kisah-kisah cinta diatas, rasa cinta kita terhadap tanah air membutuhkan kekuatan cinta yang terdiri dari kesetiaan, kepercayaan, kejujuran, ketulusan, perjuangan, dan bahkan pengorbanan. Semoga saja kisah cinta terhadap tanah air kita tidak bertepuk sebelah tangan.

Lalu, dalam dunia perekonomian pun begitu. Perekonomian juga membutukan begitu banyak perasaan cinta. Tidak percaya?

Ekonomi Juga Butuh Cinta

Romansa perekonomian sebuah negara tidak terlepas dari peran mata uang mereka. Naik dan turun mata uang sebuah negara dapat mempengaruhi stabilitas perekonomian negara tersebut. Meskipun fundamental makro ekonomi tidak hanya berbicara tentang mata uang saja, tetapi mata uang tetaplah menjadi ujung tombak dalam bertransaksi. Seperti aliran darah yang mengalir di sepanjang tubuh manusia, peran mata uang menjadi sentral dalam aktivitas transaksi sehari-hari.

Dalam sejarahnya, Bangsa Indonesia merupakan Macan Asia yang dihormati Bangsa lain terutama di kawasan Asia-Afrika. Hingga saat ini, Indonesia masih memiliki sikap konsisten yang independen tidak memihak pihak manapun. Dalam era Orde Lama dan Orde Baru, Indonesia pun kerap mencapai  swasembada pangan dan pembangunan yang terus berjalan. Meskipun beberapa kali juga sempat mengalami krisis, tetapi hal tersebut tidak melunturkan reputasi Bangsa Indonesia sebagai Macan Asia. 

Namun, tahun 1997 krisis melanda Benua Asia, terutama di kawasan Asia Tenggara. Indonesia pun menjadi salah satu Negara yang terkena imbas dari krisis tersebut, bahkan menjadi yang terparah. Saat itu, kegaduhan kondisi politik yang mencekam semakin membuat kondisi perekonomian Indonesia menjadi tidak stabil. Mendengar cerita dari kedua orang tua saya, saat itu kepanikan melanda orang-orang Indonesia. Ketidakpercayaan kepada para pemimpinnya menjadi salah satu penyebab utama terjadinya krisis ekonomi. Kemudian, krisis ekonomi semakin parah saat orang-orang berbondong-bondong menukarkan mata uang Rupiah dengan Dollar Amerika Serikat. Bukannya membantu pemerintah dalam menghadapi krisis, justru ke jadian tersebut semakin memperburuk situasi hingga nilai tukar Rupiah terjun bebas. Kondisi tersebut menyebabkan kondisi perekonomian Indonesia mengalami krisis dan membutuhkan waktu lama untuk pulih. Pembangunan pun terhambat, kemiskinan dan pengangguran merajalela, kejahatan pun semakin banyak terjadi. Untuk yang bertanya-tanya mengapa pembangunan Indonesia baru berlangsung akhir-akhir ini, begitulah jawabannya.

Mungkin, apabila saat itu orang-orang Indonesia memiliki rasa cinta yang lebih terhadap mata uangnya, krisis ekonomi tidak akan berlangsung lama dan parah. Pembangunan Indonesia pun tidak akan tertinggal terlalu jauh dengan negara-negara lain. Entah apa yang ada dipikiran orang-orang waktu itu, mungkin keadaanlah yang mendesak mereka berbondong-bondong menukarkan Rupiahnya dengan Dollar Amerika Serikat. Kondisi perekonomian yang sulit membuat mereka melakukan hal tersebut. Menurut saya, apabila lebih sedikit bersabar dan berkorban menahan rasa sakit untuk tidak menukarkan mata uang Rupiah, bisa saja krisis tidak terjadi terlalu parah dan lama. Karena, cinta memang membutuhkan pengorbanan.

Menurut saya, peristiwa tersebut mengindikasikan bahwa mungkin saja kekuatan cinta dapat menyelamatkan sebuah Bangsa dari guncangan krisis. Jadi, ekonomi pun membutuhkan kekuatan cinta kan? Eh?

Cinta Bisa Menguatkan Rupiah

Yang berlalu biarlah berlalu, dan kita harus move on. Begitu kira-kira cara generasi “kids zaman now” menghadapi getir pahitnya cinta. Agar kejadian krisis ekonomi tidak terjadi seperti itu lagi, maka Gerakan Cinta Rupiah yang dicanangkan oleh Bank Indonesia ini sangatlah penting dan bermanfaat. Saya pribadi mendukung penuh gerakan tersebut, karena Cinta Rupiah harus diperjuangkan bersama-sama oleh seluruh rakyat Indonesia. Bukan hanya karena menuruti kata Undang-Undang saja, tetapi rasa cinta itu harus tulus lahir dari hati nurani setiap orang Indonesia. Setuju? Setuju dong.

Sebenarnya, dalam teori ekonomi yang berbalut rasa cinta, cinta terhadap Rupiah memiliki manfaat yang besar dalam perekonomian, seperti menekan angka inflasi. Rupiah atau mata uang sebuah Negara merupakan komoditas. Komoditas tersebut terpengaruh oleh hukum alam permintaan (demand) dan penawaran (supply). Jika, permintaan terhadap uang Rupiah meningkat, maka nilai tukar atau harga uang Rupiah menjadi tinggi, bisa dikatakan uang Rupiah menguat. Namun, sebaliknya jika permintaan terhadap uang Rupiah rendah, maka nilai tukar atau harga uang Rupiah menjadi rendah, bisa diakatan uang Rupiah melemah. Bila saat ini nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat sangat rendah, artinya permintaan akan Dollar Amerika Serikat di Indonesia sangat tinggi. Banyak orang-orang di Indonesia yang memiliki Dollar Amerika Serikat dalam jumlah besar. Hal ini sebagian besar masih disebabkan oleh dampak dari krisis moneter tahun 1998 yang telah saya sebutkan diatas.

Kalau begitu, jual saja Dollar Amerika Serikat yang kita miliki. Well, kenyataannya tidak semudah seperti membalikan telapak tangan. Apakah kalian memiliki Dollar Amerika Serikat? Saya yakin, mayoritas Generasi Millennials yang membaca pasti tidak memilikinya. Coba tanyakan kepada orang tua kalian, mungkin mereka memilikinya. Memang tidak semudah seperti membalikan telapak tangan untuk membuat nilai tukar Rupiah menjadi lebih kuat.

Meskipun begitu, nilai tukar Rupiah yang rendah ini sangat membantu para pengusaha-pengusaha di Indonesia untuk melakukan ekspor barang ke luar negeri. Harga barang-barang dari Indonesia menjadi jauh lebih murah dibandingkan dari Negara lain. Hal tersebut menjadikan harga barang-barang dari Indonesia menjadi sangat kompetitif. Namun, harga yang terlalu kompetitif tersebut bisa jadi justru merugikan Bangsa Indonesia. Jika, kita dapat menjual 1 barang seharga Rp. 10.000, kenapa kita harus menjualnya seharga Rp. 1.000?

Selain itu, apabila para pengusaha Indonesia tidak lebih produktif dan Bangsa Indonesia lebih banyak melakukan impor, maka akan sangat membebani neraca perdagangan Indonesia itu sendiri. Terlebih lagi, nilai tukar Rupiah yang rendah tentu saja membuat pembayaran utang investasi ke pihak luar negeri menjadi jauh lebih mahal. Well, jika bisa berharap atau pun bermimpi tentu saja saya pribadi lebih menginginkan nilai tukar Rupiah yang lebih kuat. Hal itu tentu saja bukan hal yang mustahil untuk terwujud. Rasa cinta kita terhadap Rupiah tentu saja dapat membantu mewujudkan hal tersebut. Memiliki dan merawat Rupiah adalah salah satu langkah nyata untuk mewujudkannya secara bersama-sama.

Tunjukan Rasa Cintamu Pada Rupiah

Ibarat nasi yang telah berubah menjadi bubur, tak ada hal yang perlu disesalkan. Kini, dengan bubur tersebut kita masih dapat mengolahnya menjadi santapan lezat dengan beberapa tambahan bahan makanan. Bahkan, mungkin saja membuat kita menjadi penjual bubur yang bisa naik Haji.

Nah, sebagai generasi millennials, kita tidak perlu berlarut dalam kesedihan di masa lalu. Cukup menjadikan hal tersebut sebagai pembelajaran untuk masa depan yang lebih baik. Selain itu, kita juga dapat menunjukan rasa cinta kepada Rupiah dengan cara-cara yang sederhana. Menurut Bank Indonesia, kita harus memperlakukan Rupiah dengan 5 Jangan, yaitu: Jangan Dilipat, Jangan Dicoret, Jangan Distepler, Jangan Diremas, dan Jangan Dibasahi.

Sehingga, wujud atau tindakan nyata yang sederhana dari 5 Jangan tersebut salah satunya adalah:

Pertama, jangan biasakan menyimpan uang fisik di saku celana atau kantong baju. Hal tersebut sangat berpotensi untuk terlipat dan teremasnya uang. Biasakan saja menyimpan uang di dompet yang layak.

Kedua, miliki atau gunakanlah dompet yang berukuran sesuai dengan ukuran uang. Jangan menggunakan dompet berukuran minimalis. Hal tersebut sederhana, tetapi sulit untuk dilakukan, terutama oleh kaum pria. Rata-rata desain dompet, terutama kaum pria adalah yang dapat dilipat. Otomatis uang pun secara natural ikut terlipat. Sebaiknya mulai sekarang kita sama-sama mencari dompet yang lebih  berukuran besar dan tidak berbentuk lipatan.

Ketiga, biasakan bertransaksi secara non-cash. Jika, merasa kesulitan dan ribet membawa dompet berukuran besar. Maka memang sebaiknya kita harus membiasakan diri untuk bertransaksi menggunakan uang non-tunai. Selain memudahkan, tentu saja kita dapat memperoleh keuntungan lain dari program-program non-tunai tersebut.

Keempat, menabung atau menyimpan uang di Bank. Meski sudah jarang terdapat orang yang melakukan proses menabung menggunakan celengan ayam, dibawah kasur, atau pun diselipkan di peci. Namun, percayalah beberapa orang di Indonesia masih ada yang melakukannya. Sebagai Generasi Millennials, kita ajak juga sanak saudara atau kerabat untuk menabung dan menyimpan uang di Bank.

Kelima, Hargai uang rupiah berapa pun nilainya. Uang koin yang bernilai rendah seringkali tak dihiraukan kehadirannya. Padahal, mungkin saja uang yang nilainya tak seberapa tersebut masih sangat dibutuhkan oleh orang lain.

Keenam, peka terhadap uang palsu. Hal ini adalah sala satu langkah yang cukup sulit dilakukan. Sebagai warga negara yang baik, kita harus mengenali Rupiah yang kita gunakan dengan benar. Bank Indonesia pun memberikan tips untuk mengenali Uang Rupiah dengan baik dan benar, yaitu dengan metode 3D (dilihat, diraba, dan diterawang).

Akhirnya, perasaan cinta terhadap Uang Rupiah akan  tersebut akan dikembalikan kepada pribadi individu masing-masing. Apakah perasaan cinta tersebut hanya cinta sesaat atau cinta yang tulus berasal dari hati. Satu hal terpenting adalah Uang Rupiah kita merupakan perwujudan persatuan moneter Republik Indonesia. Uang Rupiah memiliki sejarah panjang yang telah dilalui hingga dapat beredar dengan layak seperti sekarang. Uang Rupiah telah hadir lintas generasi dan tumbuh sebagai identitas Bangsa Indonesia. Dalam sejarahnya, Uang Rupiah telah mengalami banyak tantangan dan cobaan, setelah menggantikan uang sebelumnya yang beredar seperti Uang Republik Indoensia Serikat, Oeang Republik Indonesia (ORI), uang pada masa penjajahan, hingga uang-uang yang berbeda-beda jenisnya pada Zaman Kerjaan. Untuk informasi mengenai sejarah lengkap Uang Rupiah, kita dapat mengunjungi Museum Bank Indonesia. Disana merupakan tempat yang cocok untuk berekreasi sekaligus tempat yang mengedukasi.



Alhasil, kisah-kisah cinta yang Best Seller memang lebih banyak kisah cinta yang berakhir tragis. Namun, hal tersebut terjadi untuk memuaskan penonton dan hanya fiktif belaka. Sedangkan kita hidup dalam dunia nyata. Semoga saja kisah cinta kita terhadap Rupiah tidak beraakhir tragis seperti kisah-kisah fiktif. Oleh karena itu, mari kita dukung Gerakan Cinta Rupiah ini. Kita wujudkan dengan langkah-langkah sederhana yang nyata. Karena. cinta Rupiah bukan karena menuruti kata Undang-Undang saja, tetapi harus lahir dari ketulusan hati. Cinta tulus dan suci adalah cinta yang akan abadi dalam bautan komitmen. Selain itu, mencintai Rupiah adalah salah satu wujud menghargai para pahlawan yang telah berjasa mendirikan Republik Indonesia. Sebagai generasi penerus, sudah sepatutnya kita mengisi kemerdekaan dengan mencintai Uang Rupiah kan?

#CintaRupiah 
#GenerasiCintaRupiah

Jumat, 10 November 2017

Menjadi Generasi Langit Biru Dari Hal-Hal Kecil



Saksi Sejarah Perubahan Iklim 

Saya terlahir sebagai seorang generasi millennials. Generasi millennials sangat identik dengan hal-hal yang memiliki unsur teknologi. Namun, sebagai generasi millennials, saya pribadi pun masih sangat peduli terhadap isu lingkungan hidup. Semua orang tahu bahwa suhu bumi terus meningkat (Fenomena Perubahan Iklim). Saya pribadi mengalami langsung perubahan yang terjadi di muka bumi. Akhir-akhir ini saya sering sekali mengalami fenomena, yaitu saat di siang hari cuaca begitu terik panasnya, namun saat sore hari tiba-tiba hujan lebat datang. Mungkin diantara pembaca pun pernah ada yang mengalami hal sama tersebut. Di kota metropolitan, saat malam hari pun kita cukup kesulitan melihat indahnya bulan dan bintang di langit, karena tertutup kabut polusi.

Saat saya masih duduk di SMP, saya teringat akan satu mata pelajaran fisika mengenai suhu. Ketika itu, guru saya memberikan tugas untuk mencatat suhu ruangan. Saat itu, seingat saya suhu rata-rata menunjukan angka sekitar 25˚C. Saat sedang turun hujan, suhu mencapai sekitar 22˚C. Suhu terpanas yang pernah tercapai sekitar 33˚C. Suhu tersebut termasuk cukup tinggi, mengingat tempat tinggal saya berada di Kota Cirebon yang notabene merupakan Kota Pesisir.

Kini, di tahun 2017 saya mencoba untuk mengecek suhu ruangan di rumah saya. Saya cukup terkejut bahwa rata-rata suhu di rumah menunjukan angka 30-32˚C. Saat hujan suhu bisa mencapai 25˚C, dan saat sedang terik-teriknya suhu dapat mencapai hampir 40˚C. Saat saya menulis ini pun, saya mencoba mengecek suhu ruangan menggunakan aplikasi AccuWeather yang hasilnya menunjukan angka 31˚C.

 
Kita tidak dapat menyalahkan siapa-siapa atas fenomena ini. Namun, hal yang pasti dapat kita lakukan adalah bersama-sama menjaga kelestarian di muka bumi ini. Seluruh generasi di muka bumi ini bertanggung jawab terhadap kelestarian bumi, tidak hanya generasi milennials. Namun, generasi millennials adalah generasi yang harus paling peduli, karena generasi milennials adalah generasi yang akan menjaga bumi dalam puluhan tahun mendatang dan akan mewariskannya kepada generasi penerus.

Blue Sky Project di Cilacap

Pertamina sebagai salah satu perusahaan BUMN yang bertanggungjawab dalam memproduksi BBM di Indonesia, juga ingin ikut berkontribusi dalam melawan isu Perubahan Iklim. Salah satu kerja nyatanya adalah dengan komitmen pembangunan Blue Sky Project di Cilacap, Jawa Tengah. Blue Sky Project adalah kilang pertama yang menghasilkan RON 92, yaitu kilang yang seluruh hasil gasoline-nya adalah Pertamax. Pertamina berkomitmen dalam pembangunan Blue Sky Project, karena penyebab utama polusi di Indonesia adalah 70% berasal dari sisa pembakaran mesin kendaraan bermotor. Dengan meningkatkan produksi pertamax di Indonesia, Pertamina berharap dapat berkontribusi menurunkan emisi gas karbon di Indonesia.

Menurut pengalaman saya pribadi sebagai pengguna  BBM, perbedaan dari RON 88 (premium), RON 90 (pertalite), dan RON 92 (pertamax) yang dapat dirasakan adalah dari hasil pembakaran dan keawetan onderdil mesin kendaraan. Saya memang bukan seorang lulusan jurusan teknik, namun sebagai kosumen saya dapat merasakannya.

Sayangnya, di Indonesia pengguna Pertamax masih sangat terbatas dan cenderung kurang populer, padahal pertamax memiliki nilai ekonomis tertinggi. Banyak orang yang lebih memilih harga dibandingkan kualitas. Berikut ini saya berikan gambar ilustrasinya:

 
Mulai Dari Langkah Kecil

Selain solusi beralih menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Pertamax, berikut ini ada langkah-langkah kecil yang juga dapat kita lakukan untuk ikut berkontribusi dalam menurunkan emisi gas karbon di udara:

Jangan menggunakan BBM oplosan. Terlebih lagi jika Anda sering memodifikasi knalpot kendaraan motor Anda. Selain sangat berisik dan mengganggu lingkungan sekitar, juga sangat merusak alam dengan gas karbon yang dihasilkannya. Menggunakan BBM oplosan berarti juga kita tidak mendukung kehadiran Pertamina sebagai produsen BBM di Indonesia.

Matikan kendaraan bermotor saat berhenti. Ide ini berasal dari pengalaman pribadi saya saat berhenti di lampu merah. Di kota besar, lampu merah sering kali berlangsung sangat lama dan menyebabkan kerugian penggunaan BBM. Saya pribadi biasanya mematikan mesin kendaraan apabila berhenti lebih dari tiga puluh detik. Mungkin hal tersebut terlihat remeh dan merepotkan, namun saya percaya apabila dilakukan secara masif akan terasa dampaknya.

Driveless. Saya kira untuk giat berjalan kaki di Indonesia sangatlah sulit diterapkan, karena Indonesia memiliki cuaca tropis dan terlebih sangat sedikit trotoar yang tersedia serta layak digunakan para pejalan kaki. Hal tersebut membuat orang-orang di Indonesia enggan untuk berjalan kaki, termasuk saya pribadi. Namun kini, banyak aplikasi yang dapat membantu kita beraktivitas. Pemerintah juga sedang fokus pada pembangunan infrastruktur transportasi umum di Indonesia. Saya berharap hal tersebut dapat semakin menimbulkan semangat driveless orang-orang Indonesia, termasuk saya. 

Yang kelima adalah collective action. Membangun sebuah komunikasi informasi atau community yang mendukung gerakan ini sangatlah penting untuk dilakukan demi keberhasilan tujuannya. Selain itu, aksi di dunia maya seperti yang saya lakukan dengan media blog ini bisa dilakukan. Saya berharap semakin banyak yang membacanya, semakin banyak orang lain yang paham dan mau menjaga bumi kita bersama ini. 


Dalam hidup ini kita dianjurkan menjadi pribadi yang baik. Baik kepada Tuhan YME, baik kepada sesama manusia, dan baik kepada Alam Semesta. Langit kelabu menandakan langit yang tengah sakit. Sama seperti orang sakit yang akan terlihat dari wajahnya yang pucat dan lesu. Sebagai khalifah atau penghuni bumi, sudah seharusnya kita bersama-sama mengembalikan biru langit yang ceria dan penuh harapan bagi penghuninya.

Kita mulai dari hal-hal kecil dan sederhana yang dapat dilakukan ya?

#GenLangitBiru 

Referensi:

Rabu, 03 Mei 2017

Tugas 3 Softskill, Akuntansi Internasional

ISLAMIC ACCOUNTING: HISTORY, DEVELOPMENT, AND PROSPECTS

by:
AMELA TROKIC 

ABSTRAK

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mendiskusikan tentang akuntansi islam atau akuntansi syariah (islamic accounting), mulai dari awal kemunculan hingga perkembangan saat ini dan prediksinya di masa depan. Oleh karena itu, penulisan ini akan menganalisa tentang pengaruh dari akuntansi islam terhadap akuntansi konvensional yang sangat mendominasi dunia industri dan bisnis saat ini. Namun, penulisan ini juga akan mencoba untuk menganalisa perbedaan antara akuntansi islam dan akuntansi konvensional, dilihat dari teori yang berkembang dan penerapannya dalam dunia bisnis. Penelitian ini juga ingin melihat prospek dari sistem akuntansi islam dan tantangan yang akan dihadapinya. Meski dalam perkembangannya telah dilakukan banyak cara untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh sistem akuntansi islam, namun masih banyak hambatan dan tantangan lainnya yang harus diselesaikan. Namun, prospek sistem akuntansi islam tetaplah sangat menjanjikan, karena akan menjadi alternatif dari sistem akuntansi konvensional yang juga memiliki banyak kelemahan.

PENDAHULUAN

Penerapan konsep sistem akuntansi islam bukanlah hal yang baru, karena dalam sejarahnya sistem akuntansi islam telah diterapkan sejak zaman kenabian. Al-qur’an merupakan landasan dasar dari konsep sistem akuntansi islami, yaitu terdapat pada Surah Al-Baqarah ayat 282. Namun, dunia baru menyadari hal tersebut mulai tahun 1980-an dimana mereka mencoba untuk menerjemahkan ayat-ayat suci Al-Qur’an. Menurut beberapa kajian dan penelitian, sistem akuntansi konvensional sangat dipengaruhi oleh sistem akuntansi islam. Namun, hilangnya atau kurangnya bukti terhadap hal-hal tersebut menjadikan hal ini belum dapat dipastikan kebenarannya secara utuh. Namun, jika dilihat dari timeline Zaman Kenabian dan kedekatan hubungannya dengan orang-orang Romawi, dapat dipahami logika apabila Luca Pacioli (yang dianggap sebagai penemu Akuntansi) terilhami oleh perkembangan sistem akuntansi islam. Beberapa penelitian telah menyatakan bahwa akuntansi islam telah mempengaruhi perkembangan sistem pencatatan dan pembukuan (double-entry) yang berkembang di Italia, negara asal dari Bapak Akuntansi Modern. Dengan demikian, hal ini menjadikan perkembangan dan penerapan sistem ekonomi modern tidak hanya dipengaruhi oleh negara-negara barat.

SEJARAH AKUNTANSI ISLAM

Saat ini, dunia secara langsung maupun tidak langsung telah menyetujui bahwa asal muasal dan keaslian dari teknik akuntansi ditemukan oleh Luca Pacioli yang berasal dari Italia, sehingga ia dianggap sebagai Bapak Akuntansi Modern. Buku miliknya yang berjudul “Summa de Arithmetica, Geometria, Proportioni et Proprotionalita” tahun 1494 Masehi, dianggap sebagai buku yang menjelaskan tentang akuntansi pertama kali di dunia. Meski demikian, hal tersebut tidak dapat menjamin bahwa Ia adalah penemu asli dari konsep Akuntansi, walapun perlu diakui bahwa Ia adalah individu pertama di dunia yang menyusun dan mempublikasikan mengenai sistem pencatatan akuntansi. Hal ini disebabkan oleh pedagang-pedagang yang juga telah melakukan pencatatan selama bertahun-tahun sebelumnya sebagai alat untuk membantu dalam hal perdagangan dan pertukaran barang di abad pertengahan Masehi.

Akuntansi dalam dunia islam telah jauh lebih dahulu diterapkan. Kehidupan negara Arab selama masa Kenabian Rasullullah Muhammad SAW telah menerapkan pencatatan dalam membantu perdagangan dan pertukaran barang. Terlebih lagi, Nabi Muhammad adalah seorang saudagar (pedagang). Kedatangan agama Islam dibarengi dengan turunnya Al-Qur’an, wahyu yang diturunkan langsung oleh Allah SWT yang digunakan sebagai pedoman hidup umat manusia, termasuk pedoman dalam hal bertransaksi atau bermuamalah. Dengan fakta tersebut, membuktikan bahwa dasar dari Sistem Ekonomi Islam menggunakan hukum-hukum yang terdapat di dalam Al-Qur’an dan Hadist. Fakta menunjukan, bahwa Al-Qur;an diturunkan oleh Allah SWT sekitar pada tahun 610 Masehi, hal ini menunjukan bahwa akuntansi islam jauh lebih dahulu muncul, yaitu 800 tahun sebelum buku pertama Luca Pacioli ada.

Seiring dengan perkembangan agama Islam, maka sistem akuntansi islam pun ikut berkembang bersamanya. Ekspansi bisnis dan perdagangan yang melibatkan umat muslim di seluruh dunia pun telah ikut mempengaruhi perkembangan mekanisme penggunaan uang tunai (kas), penerimaan barang, dan sistem distribusi. Hal ini kemudian menjadi semakin berkembang dengan kemunculan dari sistem Zakat di tahun 624 Masehi, dimana dibutuhkannya akuntansi yang digunakan untuk mencatat, menghitung, dan membayar Zakat. Hal ini akhirnya terus digunakan dalam hal bisnis dan perdagangan, terutama oleh para pedagang untuk mencatat ataupun menghitung aset-aset dan modal yang mereka miliki dengan menggunakan prinsip-prinsip Syariah. Al-qur’an sebagaimana telah dijelaskan diatas, telah mempengaruhi sistem akuntansi dengan menekankan pada pentingnya penulisan dan pencatatan terhadap transaksi-transaksi. Hal ini dapat dilihat dari Surat Al-Baqarah ayat 282 yang diketahui sebagai ayat terpanjang di Al-Qur’an. Pengenalan secara formal dari sistem pencatatan akuntansi, yaitu meliputi konsep dan prosedur didalamnya baru dilakukan pada masa kekhalifahan kedua, yaitu masa Umar.

Perkembangan Akuntansi Islam

Sejak perkembangan akuntansi dalam negara-negara Islam yang dipengaruhi oleh sistem Zakat, hal ini akhirnya mempengaruhi pemerintahan untuk melakukan hal yang sama. Hal ini diimplementasikan dalam kegiatan Perbendaharaan Negara (Keuangan Negara) yang mencatat penerimaan-penerimaan dan beban-beban yang dimiliki negara. Perkembangan sistem akuntansi dalam negara-negara Islam telah diterapkan dalam 7 bidang:
- Akuntansi Peternakan
- Akuntansi Konstruksi
- Akuntansi Pertanian
- Akuntansi Gudang
- Akuntansi Mata Uang
- Akuntansi Menggembala Domba
- Akuntansi Perbendaharaan

Perkembangan dan implementasi sistem akuntansi dalam negara-negara Islam juga didukung oleh perintah untuk wajib melakukan pencatatan. Sebagai contoh, perkembangan dari prosedur pencatatan dan penerapannya wajib dilakukan oleh pemerintah dan pedagang atau individu, meliputi:
- Transaksi yang terjadi harus dicatat dengan segera
- Transaksi harus diklasifikasikan sesuai dengan jenis kegiatannya
- Bukti transaksi harus dicatat di sisi kanan halaman, sedangakan jumlah pembayarannya dicatat di sisi kiri halaman
- Tidak ada spasi yang memisahkan diantara transaksi
- Tidak ada koreksi, penambahan atau penghapusan atas transaksi yang telah dicatat
- Wajib membuat laporan secara bulanan dan tahunan
- Laporan tahunan akan diuji dan dibandingkan dengan persetujuan pihak lain (auditing)

Dapat kita lihat, bahwa prosedur-prosedur diatas merupakan upaya untuk mencegah adanya resiko fraud (kecurangan) dan manipulasi data. Klasifikasi dari kebenaran transaksi sangat ditekankan dan saling terhubung dalam sistem akuntansi. Laporan keuangan secara bulanan dan tahunan diwajibkan sebagai pengendalian internal untuk menganalisa dan mengimplementasikan kondisi keuangan. Dapat kita lihat, bahwa auditing sangat berguna penerapannya dalam menjamin kebenaran dari implementasi sistem akuntansi. Hal penting ini juga diterapkan oleh negara-negara Islam sejak lama, meskipun belum terdapat akuntan dan auditor pada waktu itu. Hingga akhirnya, hal-hal tersebut juga diterapkan pada Zaman Kolonialisme dan diperkenalkan melalui kebudayaan barat pada awal abad ke 19 Masehi.

AKUNTANSI ISLAM MODERN

Seiring dengan kejatuhan negara-negara Islam di dunia, sistem ekonomi islam pun perlahan mulai ditinggalkan dan diambil alih oleh sistem akuntansi konvensional yang mendominasi di seluruh dunia. Kolonialisme yang kuat terhadap umat muslim telah menjadikan kehidupan dan budaya-budaya barat memasuki seluruh aspek kehidupan, sehingga nilai-nilai Al-Qur’an dan Islam mulai dilupakan. Hal ini termasuk prinsip-prinsip akuntansi yang telah banyak dipengaruhi oleh prinsip-prinsip dan kebudayaan barat. Termasuk oleh negara-negara yang tidak terkena kolonialisme bangsa barat pun akhirnya terpengaruh oleh budaya barat yang sangat kuat dan mendominasi di seluruh dunia. Sebagai contoh, Kerajaan Ottoman (Turki) yang dipengaruhi oleh prinsip-prinsip akuntansi Jerman (Eropa), atau Saudi Arabia yang ikut menerapkan prinsip-prinsip akuntansi berstandar internasional yang berbasis pada orang-orang barat. Setelah masa Perang Dunia Kedua, seluruh umat muslim di dunia mengalami sebuah dilema, yaitu haruskah mereka mempertahankan prinsip-prinsip dan kebudayaan barat yang telah mengakar atau kembali ke prinsip-prinsip agama Islam yang membawa mereka ke dalam masa Kejayaan Islam?

Meskipun demikian, ekonomi islam mulai kembali berkembang di era modern ini disamping ekonomi konvensional. Hal ini terjadi seiring dengan Islamisasi beberapa negara seperti Pakistan dan Iran yang memiliki pengaruh signifikan dalam perdagangan minyak di Timur Tengah pada awal tahun 1970-an. Kebutuhan akan prinsip-prinsip islam dalam dunia keuangan dan perbankan pun ikut berkembang dengan penerapan prinsip-prinsip syariah. Hal ini disebabkan karena beberapa prinsip-prinsip akuntansi konvensional yang bertolak belakang dengan kebudayaan negara-negara islam (budaya timur). Sehingga, penerapan akuntansi syariah dan ekonomi islam mulai diperhatikan kembali. Hal ini dapat dilihat dari mulai berkembangnya literatur mengenai ekonomi islam dengan bahasa Inggris pada tahun 1981.

Oleh karena itu, akuntansi islam pada era modern saat ini berkembang untuk memenuhi kebutuhan para penggunanya yang memiliki kebudayaan timur (islami), agar sesuai dengan kebudayaan mereka, yaitu sesuai dengan hukum-hukum dan prinsip syariah. Akuntansi islam berbeda dengan akuntansi konvensional yang fokus untuk memuaskan kepentingan para stakeholder (kepentingan bisnis), tetapi ekonomi islam berfokus pada kepentingan-kepentingan sosial yang terlibat.

Akuntansi Islam vs Akuntansi Konvensional

Untuk memahami lebih jauh mengenai akuntansi islam, maka dibutuhkan perbandingan dengan akuntansi konvensional, yaitu mengenai kesamaan ataupun perbedaannya. Salah satu perbedaan terbesar dari keduanya (terutama pada industri perbankan) dapat dilihat dengan membandingkan laporan posisi keuangan atau neraca (balance sheet). Meskipun secara umum akuntansi islam tidak banyak berbeda dengan akuntansi konvensional, tetapi mereka berbeda secara  bentuk, isi, dan tujuannya. Wujud laporan keuangan islam dapat dilihat sebagai berikut:
- Laporan Keuangan yang merefleksikan perbankan islam yang berfungsi sebagai seorang investor:
- Laporan Posisi Keuangan
- Laporan Pendapatan
- Laporan Arus Kas
- Laporan Laba Yang Ditahan atau Perubahan Modal

Laporan Keuangan yang merefleksikan perubahan-prubahan dalam pembatasan dan pengaturan investasi yang oleh perbankan islam dianggap sebagai keuntungan atau lainnya.

Laporan Keuangan yang merefleksikan peraturan perbankan islam tentang gadai dana yang dibolehkan dengan tujuan sosial, seperti:
- Laporan Sumber dan Penggunaan Zakat dan Dana Sosial
- Laporan Sumber dan Penggunaan dana Qardh

Terdapat 3 prinsip umum yang dimiliki oleh sistem akuntansi islam, yaitu: akuntabilitas, keadilan, dan kebenaran (kejujuran).

Perbedaan lainnya, sistem akuntansi islam memiliki dasar-dasar keagaman (nilai-nilai Ketuhanan), sedangkan akuntansi konvensional menggunakan dasar-dasar hukum sekuler. Akuntansi islam menggunakan prinsip-prinsip islam yang terdapat pada Al-Qur’an dan Hadist (Sunnah), sedangkan akuntansi konvensional menggunakan prinsip-prinsip yang tercipta dan terdapat pada kebudayaan mereka. Perbedaan yang sangat mendasar lainnya adalah terletak pada tujuan penyediaan informasi. Secara umum, akuntansi berfungsi untuk menyediakan informasi yang akurat meliputi kondisi keuangan dan operasional dari suatu unit bisnis. Meskipun demikian, akuntansi konvensional sangat mengutamakan penyediaan informasi yang terkait dengan efisiensi alokasi sumber daya, sedangkan akuntansi islam lebih jauh lagi berfokus pada kepatuhan suatu entitas terhadap prinsip syariah, termasuk tujuan perusahaan yang sesuai syariah. Sebagai contoh, akuntansi islam ingin menjamin bahwa elemen-elemen terlarang (haram) tidak dilakukan dan terdapat didalam transaksinya, misalnya; Barang Haram, Riba atau Bunga, Gharar atau Ketidakpastian, Maysir atau Taruhan (Judi). Selain itu, keduanya memiliki perbedaan dilihat dari pengguna informasi akuntansi. Akuntansi konvensional digunakan oleh para shareholder dan kreditor, sedangkan akuntansi islam digunakan oleh para shareholder dalam arti yang lebih luas, yaitu lingkungan sosial masyarakat yang terlibat. Hal ini berarti menunjukan bahwa akuntansi islam bertanggungjawab terhadap semua pihak, yaitu lingkungan salam sekitar, semua lapisan manusia, dan Allah SWT. Sedangkan, akuntansi konvensional hanya bertanggungjawab dan memperhatikan unsur bisnis yang mengutamakan manusia sebagai pengendali dari seluruh sumber daya.

Saat ini, fokus persoalan yang dihadapi adalah belum siapnya regulasi dan peraturan-peraturan yang mendukung penerapan prinsip-prinsip islam dalam dunia bisnis. Hal ini menyebabkan banyaknya perbedaan-perbedaan terhadap hampir seluruh institusi finansial islami. Perbedaan-perbedaan tersebut yang akhirnya menciptakan kesulitan dalam hal melakukan perbandingan di setiap intitusi keuangan islam, agar mereka lebih terlihat meyakinkan di pasar internasional.

Accounting and Auditing Organization for Islmaic Financial Institutions (AAOIFI)

Kebutuhan akan standar akuntansi islam membuat para institusi keuangan islam dan pihak-pihak berkepentingan membentuk sebuah organisasi bernama Accounting and Auditing Organization for Islmaic Financial Institutions (AAOIFI) pada tahun 1990an. AAOIFI bermarkas di Bahrain dan beroperasi sebagai Lembaga Internasional yang Independen yang didukung oleh lebih dari 200 anggota dari 45 negara berbeda. Meskipun demikian, standar-standar yang diciptakan dapat diterapkan oleh dunia internasional meskipun mereka bukan merupakan negara anggota organisasi.
Tujuan utama AAOIFI adalah untuk mempersiapkan dan mengembangkan Standar-Standar Syariah yang menyangkut hal akuntansi, auditing, pemerintahan, dan etika profesi. Mereka telah melakukan publikasi 85 Standar, yaitu:
- 26 Standar Akuntansi
- 5 Standar Auditing
- 7 Standar Pemerintahan
- 2 Standar Etika Profesi
- 45 Standar Syari’ah

AAOIFI terus bekerja untuk mengembangkan standar-standar baru untuk para Intitusi Keuangan Islam. Hal ini sangatlah penting, karena organisasi seperti ini berperan sebagai pemain penting yang mengatur dan melakukan regulasi terhadap Institusi Keuangan Islam agar dapat diterapkan dengan relevan dan baik.
AAOIFI didanai melalui kegiatan finansial yang terkait dengan: Wakaf, Dana Sosial (pembayaran oleh anggota baru), iuran bulanan, hibah (dana bantuan), donasi, warisan, dan lain-lain.

PROSPEK AKUNTANSI ISLAM
Sebagaimana telah dijelaskan diawal, penggunaan akuntansi islam masih sangat sedikit dan belum lama, baru sekitar 3 dekade. Sehingga dibutuhkan keseriusan dalam mengembangkannya agar dapat berdampak secara global. Akuntansi islam bukan hanya penting bagi islam itu sendiri, tetapi penting untuk diterapkan karena nilai-nilainya yang bertanggungjawab kepada 3 aspek, yaitu lingkungan, manusia, dan Allah. Bukan hanya untuk menuruti perintah Al-Qur’an, tetapi juga demi mengembalikan kejayaan negara-negara islam itu sendiri seperti di masa lalu. Terlebih lagi, setelah banyak penelitian yang menyebutkan bahwa islam telah mempengaruhi sistem akuntansi yang konon diciptakan di Italia. Penyediaan informasi terkait dengan pengukuran, penilaian, pencatatan, dan mengkomunikasikannya sangatlah penting. Akuntansi islam tidak berfokus pada uang atau aspek keuangan, tetapi juga pada aspek lingkungan sosial. Namun, akuntansi islam mengalami banyak tantangan yang harus dihadapi dan dilalui.

Tantangan

Tantangan utama dari akuntansi islam adalah fakta bahwa akuntansi konvensional yang diciptakan oleh negara barat telah mendominasi hampir di seluruh dunia, sehingga sulit untuk digeser. Beberapa tantangan lainnya adalah:

- Bukti-Bukti Masa Lalu dari Akuntansi Islam

Faktanya, bukti-bukti akan kejayaan negara-negara islam, termasuk akuntansi islam didalamnya, telah banyak hilang dan hancur karena konflik peperangan ataupun perubahan iklim, sehingga dokumen-dokumen dan sejarah terkait hal tersebut sulit ditemukan. Seperti contoh, kota Baghdad di Iraq yang telah dihancur leburkan oleh peperangan.
Hambatan kedua adalah fakta bahasa. Bahasa telah membatasi perkembangan nilai-nilai islam. Nilai-nilai islam secara mendalam umumnya hanya dimengerti oleh bangsa-bangsa arab dan persia.. Berbeda dengan akuntansi konvensional yang mendoktrin negara lain dengan Bahasa Inggris sebagai Bahasa Universal.

- Keterbatasan pengetahuan dan Pemahaman

Banyak individu yang hanya mengetahui Islam dari kulitnya saja, apalagi menyangkut hukum ekonomi islam atau akuntansi islam. Lebih jauh lagi, ada stigma negatif yang dibuat oleh bangsa barat kepada umat islam. Dengan minimnya pengetahuan dan pemahaman terkait islam tersebut, membuat nilai-nilai islam sangat sulit untuk berkembang. Apalagi stigma yang menyatakan bahwa akuntansi islam hanya cocok untuk negara-negara islam saja, atau agama islam yang hanya cocok untuk negara-negara tropis saja.

- Hambatan Peraturan

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, bahwa institusi keuangan islam harus menuruti prinsip syariah agar dapat menerapkan sistem akuntansinya. Banyaknya peraturan-peraturan yang menyangkut syariah tersebut biasanya menjadi hambatan dalam menerapkan akuntansi islam. Sebagai contoh, institusi keuangan islam menggunakan setidaknya 6 metode untuk mengakui pendapatan yang didapat dari transaksi Murabahah. Perbedaan-perbedaan tersebut seringkali menghambat dalam membandingkan laporan keuangan, sehingga kurang menarik perhatin di pasar internasional.

 KESIMPULAN

Sistem akuntansi islam sangat dibutuhkan oleh dunia, karena tujuannya bertanggungjawab terhadap 3 hal, yaitu lingkungan, manusia, dan Tuhan sesuai dengan prinsip syariah yang ada. Dapat kita ketahui, bahwa akuntansi telah ada sejak zaman dahulu kala pada saat Zaman Kenabian dan Kekhalifahan. Melalui akuntansi islam, negara-negara islam mencapai puncak kejayaannya. Tetapi, sangat sulit untuk mencari bukti-bukti peninggalan terkait hal tersebut karena banyaknya dokumen yang telah hancur dan hilang. Kita juga dapat mengetahui bahwa akuntansi konvensional yang dikembangkan bangsa barat dipengaruhi juga oleh dunia islam di masa lalu. Perbedaan mendasar antara akuntansi islam dan akuntansi konvensional terletak pada tujuan dan aktivitasnya (halal-haram). Meskipun banyak hal yang bertolak belakang, tetapi akuntansi islam harus terus tumbuh dalam dunia global saat ini, hal ini dapat dilihat dari telah lahirnya organisasi Accounting and Auditing Organization for Islmaic Financial Institutions (AAOIFI) yang menjadi regulator internasional. Hal ini bukan hanya berguna untuk menyamakan seluruh prinsip-prinsip islam yang digunakan, tetapi juga meyakinkan dunia internasional terhadap akuntansi dan ekonom islam. Tetapi, harus diakui bahwa akuntansi dan ekonomi islam masih memiliki banyak tantangan yang harus dilalui. Meskipun demikian, prospek sebagai alternatif dari akuntansi konvensional sangat menjanjikan. Hal ini akan sangat membantu dalam perkembangan akuntansi islam di dunia.

 REFERENSI